Membangun Politik yang Amanah, Melalui Nilai Kesantrian Dalam Pemerintahan

Pemerintahan | 23-Oct-2024 11:57 WIB | Dilihat : 297 Kali

Wartawan : Arif Bli
Editor : Arif Bli
Membangun Politik yang Amanah, Melalui Nilai Kesantrian Dalam Pemerintahan Abdul Ghoni Paling Kanan Saat Menghadiri Acara di Jatinom Kanigoro.

BLITAR || Giripos.com - Keberadaan Santri dalam sejarah ke-Indonesia-an, sumbangsihnya sangat jelas dan tidak bisa dilepaskan dalam proses kenegaraan. 

Saat Indonesia masih dalam imajinasi, peran santri sudah tercatat dalam sejarah kebangsaan saat memperjuangkan bagaimana negara yang bernama Indonesia harus berdiri.

Pudarnya budaya santri kekinian, menurut Abdul Ghoni, Calon Wakil Bupati Blitar Nomor urut 2, mengatakan bahwa ada pergeseran makna, terlebih ketika ditarik kedalam pusaran politik identitas.

"Esensi dari identitas kesantrian itu harus bisa menjadi jembatan antara kesalehan dengan modernitas, keislaman dengan keindonesiaan, antara manusia dengan Tuhannya," katanya (Rabu, 23/10/2024).

Menurutnya, santri itu harus dekat dengan perubahan dan terbuka dengan segala sesuatu yang itu maslahat dan positif.

"Jangan sampai kita mendefinisikan identitas santri itu seolah tidak boleh berubah dan kaku. Santri itu harus lebih terbuka dalam hal perubahan dan keilmuan," tambahnya.

Tak hanya itu, dia juga menegaskan bahwa identitas santri jangan hanya dijadikan paradoks ketika dalam pusaran politik. Terlebih lagi jangan sampai identitas santri hanya dijadikan label untuk ambisi politik semata.

"Jangan sampai pergeseran makna terkait identitas santri ini menjadikan paradoks dalam masyarakat. Dan menganggap santri hanya sebagai label tanpa memahami esensi dari santri itu sendiri. Terlebih lagi, jangan sampai identitas santri hanya dijadikan media untuk kepentingan dan ambisi politik semata," tegasnya.

Dia berharap agar generasi muda santri tidak terjebak dengan pola pikir yang keliru. Dan ini penting untuk menelaah kembali dari subkultur dari makna yang sesungguhnya.

"Generasi muda santri harus bisa menelaah lebih makna yang sesungguhnya agar tidak terjebak dengan pola pikir yang keliru. Santri itu adalah proses panjang yang membutuhkan komitmen untuk belajar, mengabdi, dan memperbaiki diri dalam segala hal yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan," imbuhnya.

Ditengah zaman yang tantangannya kian kompleks, jangan sampai kita membiarkan makna santri terdistorsi oleh politik sesaat.

"Sudah sewajarnya, santri menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, yang mengedepankan amanah sebagai landasan dalam berinteraksi dengan orang lain," lanjutnya.

Sebagai penutup, ia mengatakan bahwa dalam ranah politik sekalipun, penerapan sifat amanah menjadi hal yang sangat krusial dalam politik, pemerintahan, dan kepemimpinan.

"Pemimpin yang berjiwa santri, akan menjadikan amanah sebagai landasan dan tolak ukur dalam setiap pengambilan kebijakan. Amanah dalam politik memastikan bahwa pemimpin yang berjiwa santri akan dan harus bertindak sesuai dengan kepentingan rakyat," pungkasnya.

Related Articles