ASP Desak Pengawasan Ketat Distribusi Pupuk Subsidi di Sampang
Daerah | 18-Apr-2025 08:22 WIB | Dilihat : 26 Kali

MADURA || Giripos.com - Organisasi Aspirasi Suara Petani (ASP) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap praktik penjualan pupuk subsidi yang diduga melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) di sejumlah wilayah Kabupaten Sampang. ASP mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas para pelanggar aturan tersebut.
Ketua ASP Kabupaten Sampang, Ahmad Sundusi, menyebut kondisi ini sangat merugikan petani, terlebih menjelang musim tanam yang krusial. Ia menyoroti masih adanya oknum distributor maupun kios yang menjual pupuk subsidi dengan harga jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah.
“Sudah banyak tantangan yang dihadapi petani, mulai dari iklim yang tidak menentu hingga harga jual hasil panen yang tidak stabil. Kini mereka harus menghadapi harga pupuk subsidi yang tidak sesuai aturan,” ujar Sundusi dalam keterangan persnya, Rabu (17/4).
Ia mencontohkan, HET pupuk urea yang semestinya Rp 112.500 per 50 kg, di lapangan kerap dijual hingga Rp 130 ribu, bahkan ada laporan mencapai Rp 150 ribu. Kondisi ini, menurutnya, sangat membebani petani kecil.
“Kami juga menerima laporan dari beberapa petani di desa-desa, di mana mereka dikenai harga tinggi dengan alasan tidak termasuk dalam RDKK. Ini tidak bisa dijadikan pembenaran untuk menjual pupuk melebihi HET,” tegasnya.
ASP mendorong agar Dinas Pertanian (Dispertan) dan lembaga terkait segera melakukan inspeksi dan menindak tegas distributor maupun kios yang terbukti melanggar aturan. Selain itu, ASP meminta adanya transparansi data distribusi pupuk agar petani juga dapat mengawasi proses penyalurannya.
“Dengan sistem yang terbuka dan pengawasan digital, praktik semacam ini bisa dicegah. Jika dibiarkan, bisa timbul gesekan antarpetani akibat ketimpangan akses pupuk,” tambah Sundusi.
ASP menyatakan komitmennya untuk terus mengawal isu-isu yang menyangkut hak-hak petani, terutama dalam hal ketersediaan sarana produksi yang adil dan terjangkau.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, Ahmad Suyono, belum memberikan tanggapan saat dihubungi melalui telepon maupun pesan WhatsApp hingga berita ini diterbitkan. (Red)
Related Articles


TOPIK TERPOPULER
BERITA POPULER
