Dinamika Pilkada Kota Madiun 2024, Antara Harapan Kedaulatan Rakyat dan Fenomena Calon Tunggal
Daerah | 06-Jun-2024 03:33 WIB | Dilihat : 56 Kali

Kota Madiun, Bratapos.com - Menjelang Pemilihan Walikota Madiun 2024, dinamika politik kota ini semakin menarik perhatian. Muhammad Ali Fauzi, mantan Ketua KPU Kota Madiun, menyoroti fenomena calon tunggal yang masih mendominasi panggung politik, berbeda dengan Pilkada sebelumnya yang diwarnai oleh beragam pasangan calon.
Diketahui pada periode 2009-2014, tercatat lima pasangan calon yang berkompetisi, Calon incombent Kokok Raya-Suparminto (KOMIT), Bambang Irianto-Sugeng Rismianto (Baris), pasangan Gatut Supriyoga-Kus Hendrawan (GAWAN), pasangan Wisnu Suwartodewo-Ngedi Trisno (WANGI), pasangan Hari Suci-Hartoyo (HAYO).
Sementara itu, pada Pilkada 2014-2019, jumlahnya meningkat menjadi enam pasangan.
pasangan petahana Bambang Irianto-Sugeng Rismianto (Baris), pasangan perseorangan Muchid-Karni (Murni), pasangan perseorangan Achmad Zainudin-Kushendrawan (Awan), pasangan Sutopo-Tri Nuryani (Topcare), pasangan Parji-Inda Raya, serta pasangan Arief Purwanto-Hari Sudji
Namun, pada Pilkada 2019-2024, hanya tiga pasangan calon yang turut serta, yakni Harryadin Mahardika-Arief Rahman dari jalur perseorangan, pasangan Yusuf Rohana-Bambang Wahyudi yang diusung koalisi Gerindra, PKS, dan Golkar; serta pasangan Maidi-Inda Raya yang diusung koalisi lima parpol, yakni PDIP, Demokrat, PKB, PAN, dan PPP.
'Kini, menjelang Pilkada 2024, hanya muncul satu Bakal Calon Walikota dan enam aspiran Wakil Walikota," ujarnya, Kamis (6/6/2024).
Ali Fauzi juga menggambarkan peta kekuatan politik di Kota Madiun yang terbagi dalam tiga poros utama, poros “Merpati” dengan Pak Maidi, poros “Jawa” dari keluarga Bambang Irianto, dan poros “Serayu” dari keluarga Kokok Raya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa dari ketiga poros tersebut, diharapkan muncul calon-calon baru yang akan memberikan pilihan lebih luas kepada rakyat Madiun.
"Pemilihan Walikota tidak hanya merupakan ajang perebutan kekuasaan, tetapi juga sarana bagi rakyat untuk menentukan nasib mereka selama lima tahun mendatang," tegas Ali Fauzi.
Menurutnya, setiap orang memiliki hak politik untuk berpartisipasi dalam proses ini, dan keputusan Cawali dalam menentukan wakilnya dapat membawa perubahan signifikan pada konstelasi politik yang ada.
Ali Fauzi juga menekankan bahwa semua kemungkinan masih terbuka dan akan sangat bergantung pada dinamika yang terjadi di lapangan.
"Pilkada Kota Madiun 2024-2029. diharapkan menjadi momen penting yang mencerminkan kedaulatan rakyat dan dinamika politik yang sehat," pungkasnya
Related Articles


TOPIK TERPOPULER
BERITA POPULER
