Klarifikasi Pendukung Ibin-Elim Terkait Laporan Dugaan Pengeroyokan Terhadap Wartawan

Pemilu | 27-Nov-2024 05:03 WIB | Dilihat : 172 Kali

Wartawan : Arif Bli
Editor : Arif Bli
Klarifikasi Pendukung Ibin-Elim Terkait Laporan Dugaan Pengeroyokan Terhadap Wartawan Konfrensi Press Pendukung Ibin-Elim di Mabes. (giripos)

BLITAR ||Giripos.com - Pendukung pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil walikota Blitar nomor urut 02 Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba memberikan klarifikasi terkait laporan dugaan pengeroyokan terhadap wartawan. 

Bertempat di Markas Besar (Mabes) pemenangan paslon nomor urut 02, Petrus mewakili terlapor lainya melakukan konferensi press untuk mengklarifikasi terkait hal tersebut. Rabu (27/11/2024). 

Kepada awak media, Petrus mengatakan kepada awak media bahwa dirinya bersama Gunawan dan sembilan orang lainnya tidak melakukan pengeroyokan sebagaimana yang dilaporkan. 

"Jadi kronologisnya itu, kemaren selasa tanggal 26/11/2024 sekitar jam 3 sore, si pelapor dan rekan wartawan lainnya mendatangi rumah orang tua Mas Ibin selaku calon walikota Blitar, di Dusun Mojo, Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar," kata Petrus.

Pelapor sempat ditanya oleh yang jaga rumah, maksud dan tujuan mengambil gambar tanpa izin. 

"Jadi kedatangannya ke Merapi 05 itu ingin klarifikasi terkait tujuan dan maksud Prawoto dan rekan media lainya mendatangi rumah orang tua mas Ibin," kata Petrus.

Dia juga menjelaskan bahwa saat klarifikasi di Merapi 05 kemaren memang terjadi kesalahpahaman sehingga terjadilah saling dorong.

"Kemarin saat konfirmasi langsung ke Prawoto itu memang terjadi kesalahpahaman sehingga terjadilah saling dorong. Namun lain dari itu tidak ada upaya-upaya lainnya," sergahnya.

Petrus juga mengatakan bahwa terkait kejadian tersebut sebenarnya sudah selesai dan saling meminta maaf.

"Sebenarnya kemaren itu sudah clear semuanya. Pas saat kita mau pulang sudah saling minta maaf semua. Bahkan si pelapor sendiri juga sudah minta maaf kemaren," sambungnya.

Bahkan petrus mengatakan bahwa setelah peristiwa selesai, si pelapor seakan memframing di media massa sehingga menimbulkan laporan ke pihak kepolisian.

"Namun setelah kita balik kemaren, ternyata mereka malah menggunakan upaya lain dengan memframing di media massa. Sehingga akhirnya menimbulkan laporan ke polisi bahwa dia dianiaya oleh saudara Gunawan dan Petrus beserta dengan sembilan lainnya," pungkasnya.

Related Articles