Sampang | giripos.com — Ancaman penutupan sebuah Sekolah Dasar di Desa melakah Kecamatan Jrengik,Kabuaten Sampang kembali mencuat setelah pemilik tanah yang menjadi lokasi berdirinya sekolah tersebut melayangkan ultimatum keras: jika proses tukar guling lahan tidak segera diselesaikan, sekolah akan ditutup tanpa kompromi.

Pemilik tanah mengungkapkan bahwa perjanjian tukar guling sudah dibahas sejak lama, namun hingga kini pemerintah desa maupun pihak kabupaten tidak menunjukkan progres berarti. Tidak ada kejelasan, tidak ada kepastian, dan tidak ada tindak lanjut. Kondisi itu membuat pemilik lahan merasa dirugikan dan dipermainkan.
“Saya sudah menunggu bertahun-tahun. Kalau tukar guling tidak diselesaikan, saya akan tutup sekolah ini. Cukup sudah,” tegas pemilik lahan.

Ancaman ini menimbulkan kegelisahan serius di tengah masyarakat. SD tersebut merupakan sarana tempat pendidikan dasar di wilayah itu. Jika ditutup, ratusan anak akan kehilangan tempat belajar dan masa depan pendidikan mereka langsung terancam.

Warga menuding pemerintah desa enggan memfasilitasi penyelesaian sengketa. Berulang kali diminta untuk memediasi dan mempercepat proses tukar guling, pemerintah justru dinilai diam, tidak responsif, dan terkesan menghindar. Sikap pasif ini dianggap sebagai bentuk kelalaian yang berbahaya.

Tokoh masyarakat menilai persoalan ini menunjukkan buruknya tata kelola aset publik dan lemahnya komitmen pemerintah dalam menjamin keamanan fasilitas pendidikan. “Ini bukan hal sepele. Jika pemerintah serius, proses tukar guling bisa diselesaikan. Jangan biarkan sekolah jadi korban kelalaian.”

Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan maupun Pemerintah Kabupaten Sampang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian konkret. Sementara itu, pemilik lahan menegaskan bahwa ultimatum ini berlaku hingga batas waktu yang ia tentukan sendiri.

Jika pemerintah terus lamban, Sekolah Dasar itu bukan hanya terancam ditutup, tetapi masa depan pendidikan anak-anak desa tersebut akan menjadi tumbal dari kelalaian birokrasi.

ikhlas